Rasa nasionalisme??? masih adakah???

on Sabtu, 30 Oktober 2010
Ada bahasan menarik di Metro TV tadi malam, sebuah acara survey terbatas “Padamu Negeri” dengan topik “Masih Relevankah Semangat Kebangkitan Nasional 1908 Pada Saat Ini” yang menghadirkan 3 orang panelis dan 3 orang kelompok audiens membahas tentang kondisi ekonomi bangsa.

Dalam salah satu surveynya kepada para kelompok audiens yang menanyakan apakah keterpurukan ekonomi bangsa saat ini disebabkan oleh rasa nasionalisme rakyat yang telah menipis?? sebagian besar audiens menjawab iya..dengan alasan bahwa bangsa ini butuh kemandirian, tidak tergantung dengan pihak asing dsb.

Bagaimana menurut Anda?? Apakah benar kondisi ekonomi bangsa saat ini disebabkan karena rasa nasionalisme kita yang telah menipis??

Bagi Saya sendiri mungkin memang itu salah satu faktor, tetapi sangat kecil dan tidak adil rasanya menyalahkan setiap pribadi yang dalam hatinya tidak mempunyai atau kecil rasa nasionalismenya..lagi pula bagaimana mengukurnya? dalam diskusinya malam itu, para panelis tidak menyebutkan indikator yang jelas untuk mengukur rasa nasionalisme seseorang..sama sekali tidak ada variabel-variabel yang dipaparkan..

Coba tanya ke diri Anda sendiri, seberapa besar rasa nasionalisme Anda dalam keadaan perut lapar??Atau dalam keadaan usaha Anda mendekati bangkrut karena kenaikan bahan baku, BBM dll???

Jadi kalau rasa nasionalisme itu diukur hanya dari rasa cinta dan bela negara, saya pikir ini bukan jaman perang secara fisik lagi dengan penjajah seperti Belanda dan Jepang dulu..jadi rasa nasionalisme yang ditunjukkan pada saat tim Thomas Uber Indonesia bertanding waktu lalu atau saat timnas indonesia bertanding di Piala Asia tempo hari sudah cukup menunjukkan rasa cinta masyarakat ke negara ini..bagi yang tidak suka dengan bulutangkis atau sepakbola maka rasa nasionalisme mereka mungkin hanya sebatas ketaatan membayar pajak hehehe…Disitulah porsi negara di hati rakyat saat ini.

Jadi jangan heran kalau rasa individu di tengah-tengah masyarakat semakin tinggi saja..lha wong para pejabatnya sendiri yang memberi teladan..lihat saja dalam 3 bulan ini ada berapa pejabat baik itu kejaksaan, imigrasi dan DPR yang kepergok menerima suap?? ada berapa aksi kerusuhan yang disebabkan karena para calon gubernur tidak terima kekalahannya?? Jadi secara tidak langsung para “suri tauladan kita itu” memberi pesan kepada rakyat “JANGAN PIKIRKAN ORANG LAIN”!!!

Ada lagi yang lucu di TV one tadi malam, acara debat calon gubernur dan wakil gubernur NTB benar-benar seperti dagelan..para calon itu benar-benar sudah tidak perduli apakah janji dan kontrak politik yang mereka buat itu masih rasional dicapai atau tidak, para panelis hanya bisa tertawa mendengarnya sedangkan para pendukungnya cuman bisa bertepuk tangan dan bersorak-sorai kegirangan bila mendengar calon yang mereka dukung memberikan janji-janji wah!! Sekolah gratis, mengentaskan pengangguran, mendatangkan investasi yang besar dari para investor dll. bahkan salah satu calon berjanji akan memberikan beasiswa gratis kepada ribuan kaum perempuan…hahahaha aneh2 saja!!

bagaimana mungkin mereka bisa fokus menjalankan semua itu kalau selama menjabat akan pusing dengan utang-utang mereka pada waktu hendak naik mencalonkan diri. Untuk kampanye saja mereka menghabiskan milyaran rupiah, belum lagi setoran ke partai politik yang bersedia mengusung mereka, yang pastinya apabila di “intip”, maka dana itu selain berasal dari kantong pribadi juga berasal dari sumbangan beberapa kelompok kepentingan yang berharap akan dimudahkan urusannya nanti bila mereka berhasil naik menjadi gubernur dan wakil gubernur. mungkin dalam pikiran mereka nanti pada saat menjabat adalah bagaimana caranya mengembalikan semua utang termasuk modal mereka dan akhirnya mendapat untung dari jabatan mereka..

Kalau sudah seperti itu, silahkan tanyakan sendiri kepada mereka, tentang seberapa besar jiwa nasionalisme mereka pada bangsa pada saat menjabat, dan seberapa besar rasa cinta dan bela rakyat mereka nantinya???

TANYA KENAPA!!

Sumber:http://indi9o.wordpress.com/2008/07/02/rasa-nasionalisme-masih-adakah/

0 komentar:

Posting Komentar